Psikolog dan Psikiater, Apa Perbedaannya?

Pernahkah anda berpikir bahwa psikolog dan psikiater merupakan profesi yang sama? Meskipun psikolog dan psikiater merupakan cabang ilmu yang sama-sama mempelajari kejiwaan atau masalah psikologis, namun keduanya sebenarnya adalah dua ilmu yang berbeda.

Perbedaan Psikiater dan Psikolog

Sebelum membahas apa bedanya psikolog dan psikiater, mari ketahui dulu persamaan dari profesi. Keduanya merupakan praktisi kesehatan yang sudah melalui pelatihan untuk membantu dalam menangani masalah kesehatan mental. Kedua profesi ini memiliki tujuan untuk memfasilitasi pasien yang mengalami masalah gangguan mental dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan yang pertama dari psikiater dan psikolog adalah jenjang pendidikan. Psikiater merupakan dokter medis (MDs)yang lulus dari sekolah kedokteran, mengalami tahun magang di medis, serta 3 tahun residensi dalam penilaian dan pengobatan gangguan kesehatan mental. Psikolog merupakan profesi yang memiliki gelar dokter di bidang psikologi, yaitu studi mengenai perilaku dan pikiran manusia. Psikolog ini bukanlah dokter medis. Seorang psikolog bisa memiliki gelar PhD dalam bidang filsafat atau PsyD dalam bidang psikologi klinis atau konseling. Psikolog ini juga memiliki tahun magang selama 1-2 tahun. Sama seperti psikiater, psikolog juga memiliki/ terlatih dalam memberikan tes psikologi.

Perbedaan yang kedua, yaitu sebagai psikiater bisa meresepkan obat. Ini merupakan perbedaan utama dari kedua profesi tersebut. Namun demikian, ada beberapa Negara yang mengizinkan psikolog dapat meresepkan obat psikiatri kepada pasien dalam jumlah terbatas jika yang bersangkutan sudah lulus dalam kursus psikofarmakologi.

Perbedaan berikutnya adalah pendekatan yang digunakan dalam menangani pasien gangguan mental.

Pendekatan Psikolog dan Psikiater

Sebenarnya, baik itu psikolog maupun psikiater sama sama dilatih pendekatan psikoterapi atau berbicara dengan pasien mengenai masalah yang mereka hadapi. Tetapi perbedaan latar belakang dan pelatihan memiliki pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Psikolog akan melihat dari perilaku pasien secara dekat. Apabila pasien mengalami depresi dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, maka akan ada aktivasi perilaku. Seorang psikolog akan melihat lebih dekat pola tidur, pola makan, serta perilaku negatif yang mungkin menyebabkan masalah tersebut.

Di sisi lain, psikiater memiliki insting akan neurokimia dan biologi yang lebih kuat. Psikiater akan menggunakan pendekatan diagnosis eksklusi. Contoh, seorang psikiater akan memeriksa dan memastikan kondisi pasien apakah mereka mengalami kekurangan vitamin atau masalah tiroid sebelum mendiagnosa seseorang depresi. Setelah melakukan diagnose baru mereka akan meresepkan obat untuk pasien.

Pilih Mana? Psikolog atau Psikiater?

Jika anda memiliki asuransi kesehatan, biaya akan ditanggung jika anda berkonsultasi baik dengan psikiater maupun psikolog. Salah satu keuntungan ketika menemui psikiater adalah dengan status sebagai dokter medis, psikiater memiliki pelatihan serta pengetahuan dan pelatihan yang digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi masalah medis serta efek obat yang bisa menyebabkan gejala berupa emosi maupun perubahan perilaku. Psikiater juga memiliki kelebihan untuk berkolaborasi dengan dokter perawatan primer maupun spesialis lainnya dengan mudah.

Ketika menangani masalah kesehatan mental yang serius misalnya depresi berat, skizofrenia, gangguan bipolar, yang mana memiliki kemungkinan gejala fisik parah dan mungkin kesulitan untuk merawat diri sendiri, psikiater memiliki lebih banyak pelatihan formal dan perawatan.

Pilihan untuk menemui psikiater atau psikolog harus dipandu berdasarkan jenis masalah yang dihadapi. Misalnya, seseorang yang memiliki masalah depresi klinis dapat mengambil manfaat dengan minum obat, sedangkan seseorang yang memiliki masalah kecemasan bisa menemui terapi dengan psikolog sebagai pilihan  paling efektif. Dalam beberapa kasus, seseorang yang dirawat oleh psikolog akan dirujuk ke psikiater apabila pasien memiliki gejala parah, misalnya keinginan bunuh diri atau pikiran yang tidak rasional. Dengan dirujuk ke psikiater bisa memperjelas diagnosis dan meresepkan obat apabila diperlukan.

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mengunjungi Psikiater/Psikolog?

Apabila keluhan mental atau psikologis yang dialami sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau kondisi fisik. Penderita gangguan mental bisa mengunjungi psikolog terlebih dahulu untuk berkonsultasi dan mendapatkan konseling. Apabila dirasa perlu, maka psikolog akan merujuk penderita gangguan mental kepada psikiater agar mendapatkan pengobatan lebih komprehensif.

Dalam beberapa kasus, ada beberapa kondisi gangguan mental yang mengharuskan penderita untuk langsung dirujuk ke psikiater, misalnya jika penderita memiliki gejala skizofrenia atau depresi yang sudah kronis hingga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan langsung ditangani oleh psikiater, maka penderita akan segera mendapatkan pengobatan.

Ilmu psikiatri dan psikologi sebenarnya saling melengkapi walaupun penanganan yang diberikan oleh keduanya berbeda. Dengan adanya batasan inilah maka psikolog banyak menangani kondisi psikologis yang lebih banyak berkaitan dengan masalah keseharian sedangkan gangguan kejiwaan yang sudah kronis dan memerlukan pengobatan

Segera Dapatkan bantuan Secepatnya

Jika anda masih merasa ragu untuk pergi ke psikolog atau ke psikiater, maka anda bisa meminta rekomendasi dengan datang ke dokter umum terlebih dahulu. Jangan khawatir, di Puskesmas anda juga bisa mendapatkan konsultasi dengan psikiater.